Hello! Hari ini aku mau review mengenai Corine de Farme Micellar Gel Refreshing. Sebelumnya aku udah pernah review mengenai micellar water dan aku pakai Corine de Farme yang water. Sekarang aku pakai yang versi gel dan buat aku pribadi aku lebih suka pakai yang gel. Kenapa? Karena ada effect dingin di muka aku saat pakai dan aku merasa lebih bersih. Mungkin karena jenis muka ku sendiri yang oily dan memang lebih cocok dengan pemakaian product gel.
Sebelum aku membeli ini, aku melihat banyak review yang mengeluh kalau micelar gel ini susah diaplikasi kan di muka karena teksturnya yang berbentuk gel. Lebih banyak juga kapas yang harus dihabiskan karena tidak bisa cuma dalam sekali usap, tapi aku sendiri nemuin cara praktisnya. Jadi aku pertama - tama memijat nya dengan tangan langsung secara perlahan ke muka, kemudian baru diusap dengan kapas. Tentunya muka akan menjadi lebih bersih dan hemat kapas.
Menurut aku sendiri micelar gel dari Corine de Farme ini worth it apalagi sering ada promo apabila kita beli di drugstore seperti Watson, dll. Untuk kalian yang punya kulit oily aku saranin untuk pake yang versi gel, sedangkan buat kalian yang punya kulit dry kalian bisa pakai yang versi water. Aku sendiri sudah rutin pakai ini dan mukaku terasa sangat bersih apabila dibersihkan pakai ini.
Detail Product?
Corine de Farme - Micellar Gel Refreshing (All Skin Types)
4.8/5
Made in France
Rp 190.000,-/500ml
Watson/ Guardian/ Century/ Boston/ Kimia Farma
12 Month after opening
Pemimpi?
Apa yang salah dengan pemimpi?
Ia hanya seseorang yang ingin mengimajinasikan dunianya,
menjadi lebih luas dari yang ada.
Pemimpi?
Apakah ia tahu akan ketidak mungkinan?
Ia hanya seseorang yang tahu sesuatu yang tidak mungkin,
akan menjadi mungkin.
Pemimpi?
Apakah ia akan bangun dari tidurnya dan bertindak?
Ia akan bertindak saat semesta menyetujui nya.
Dan seorang pemimpi adalah seseorang yang lebih kuat dari pada yang ada.
Mengapa?
Karena,
ia ingin imajinasinya gilanya menjadi nyata.
Dreamer,
Calvina Adrilia
13 Sept 2017
" It was a rainy day,
with a hot darjeeling tea,
warm striped blanket and polkadots socks.
One perfect moment to read stories for cats."
Stories for Rainy Days, sebuah karya dari Naela Ali menjadi buku yang dicari beberapa waktu ini. Buku ini seolah - olah menjadi representasi luapan hati yang sering dialami di dalam kisah hidup hampir setiap orang. Terbagi dalam 35 cerpen pendek dan dibalut dengan gambar ilustrasi yang hangat, membuat tenang hati yang membacanya. Buku ini membantu kita untuk meratakan ingatan yang tidak terpikirkan saat semua orang sibuk dengan kesibukannya masing - masing.
18th August 2016
Calvina Adrilia
Hidup memberikan banyak pelajaran di luar pelajaran formal yang kita dapati. Pelajaran mengenai cinta, persahabatan, menjadi populer, dan sebagainya. Namun, bagaimana apabila kita mendapatkan pembelajaran yang tidak tepat? Jatuh? Sakit? setiap orang pasti akan merasakan nya. Tidak ada di dunia ini yang akan melewatkan hal itu. Hal yang lazim dimiliki manusia biasa seperti kita ini. Tuhan menciptakan segalanya baik, begitu juga kita. Mengapa ia memberikan kesakitan? karena Ia ingin menjadikan kita lebih baik. Hanya dengan sakit kita belajar bagaimana menjadi lebih kuat dan mencoba memperbaiki agar tidak jatuh kembali. Tidak ada di dunia ini yang instan. Semua butuh belajar untuk menjadi lebih baik.
Calvina Adrilia,
Pagi menuju natal
23 Desember 2014
Aku terduduk diam di suatu tempat yang hening dan kosong. Terngiang di benak ini, segala hal indah bersamanya. Layaknya sebuah momen yang ditangkap disebuah kamera. Berharga dan bermakna.
Hari - hari yang kujalani seraya berada di padang yang bertumpukan bunga - bunga. Berjalan dalam setapak menuju pusat padang itu tanpa sadar terlarut dalam keindahannya.
Mungkin aku terlalu yakin dengan apa yang aku lihat atau aku terlalu takut untuk merasakan kehilangan itu. Aku berdiri di sana dan menanti sebuah tanya. Satu kata yang mungkin dapat mengubah hari - hari dan hidup ku. Membayangkannya saja aku tak mampu.
Dan ketika kata tak dapat mengungkapkan segala hal yang ada di benak dan perasaan ini, akankah aku mendapatkan jawabannya?
Malam tanpa suara di penghujung akhir bulan sepuluh,
Calvina Adrilia
30.10.14
Cuaca
cerah menyambut pagi yang indah ini. Kicauan burung dan matahari yang menyinari
tidak henti – hentinya bergembira. Lain halnya dengan Angel. Yah, Angel
namanya. Seorang yang ditinggal oleh kedua orangnya karena hal yang mengenaskan
itu. Peristiwa itu membuat Angel selalu menutup dirinya. Memilih bungkam dan
berdiam itulah yang dilakukannya 2 tahun belakangan ini.
Dahulu
Angel adalah anak yang periang. Ia tidak pernah lupa tersenyum kepada semua
orang yang ia temui. Banyak orang yang menyayanginya dan memberikan kasih
sayang. Ia bahagia akan itu. Sayangnya sekarang hidupnya serasa ditimpa batu
yang keras. Setelah kedua orang tuanya meninggal di dalam kecelakaan pesawat
itu, ia menjadi berubah. Angel yang dulu bukanlah Angel yang sekarang. Ia
selalu menyendiri, bahkan ia menutup diri dari orang – orang. Ia merasa bahwa
dunia tidak adil baginya.
Berbagai
cara dilakukan agar Angel kembali menjadi seorang yang periang, tetapi
sayangnya tidak ada yang pernah berhasil meyakinkan Angel. Ia seperti orang yang
sakit sekarang. Aku sebagai teman baiknya merasa tidak sepantasnya ia seperti
itu. Pilu dan pedih selalu menyelimutiku apabila melihat keadaan Angel
sekarang. Teman sebangkuku sekarang kosong karena Angel tidak pernah kembali
bersekolah lagi. Aku terus bertanya – Tanya di dalam hati kenapa orang sebaik
Angel bisa mendapat musibah seperti itu.
Suatu
hari aku memberanikan diri untuk menemui Angel dirumahnya. Rasa rindu padanya
begitu meluap ketika aku menginjakan kaki di depan rumahnya. Selain itu banyak
pertanyaan yang tergiang di otakku. Apa yang akan ia lakukan ketika ia
melihatku? Apa ia akan marah kepadaku? Atau ia memilih diam sambil melihat ke
arahku. Aku memberanikan diri untuk memencet bel rumahnya. Terlihat Mbok Ina
pembantu kepercayaan keluarga Angel membukakan pintu kepadaku. Sudah lama aku
tidak melihatnya. Ia terlihat sudah menua. Keriput mulai menyelimuti mukanya
yang terlihat suntuk.
Mbok Ina
mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam. Ia selalu menyambutku dengan ramah.
Kemudian aku melangkahkan kakiku ke dalam rumah itu. Rumah yang besar dan
tertatah rapi. Tidak lama aku melangkah, terlihat seseorang duduk di pojok
tangga dengan muka ketakutan. Tubuhnya yang kurus dan mukanya yang pucat
seperti tidak terurus. Aku sangat kaget melihatnya. Ia terlihat seperti orang yang sakit parah. Ternyata
itu Angel. Angel temanku yang kusayang, Ia terlihat seperti tidak mengenaliku.
Aku tahu ia begitu sedih, tetapi mengapa sampai seperti ini keadaannya?
Aku
mencoba mendekatinya dan berbicara kepadanya. Sayangnya, Angel mencoba menjauh
sebisa mungkin. Ia tidak mengenaliku, teman sebangkunya yang selalu ada di
sisinya. Aku bertanya kepada Mbok Ina akan kondisi Angel yang semakin parah
ini. Sejak saat itu kuputuskan untuk setiap hari mendatangi Angel dan membantu
memulihkan dia dengan kasih sayang yang aku punya sebagai teman baiknya. Aku
yakin Angel akan kembali pulih, tentunya dengan kesabaran dan waktu yang
relative tidak singkat.
Angel
bukanlah orang yang gila, ia hanya seorang korban dari kenyataan takdir yang
menyakitkan. Ia hanya belum siap untuk menerima kenyataan bahwa orang yang
disayanginya telah tiada untuk selamanya. Waktu tidak terhenti, ia akan terus
berjalan. Cepat atau lambat semua orang akan tiada. Tidak ada yang bisa
disalahkan, itulah takdir hidup. Siap atau tidak , mau atau tidak ia tidak
dapat memberikan pilihan.
Calvina Adrilia
Apabila setiap kebaikan di lambangkan dengan setitik cahaya.
Seterang apakah hidup kita?
Apabila setiap kejahatan di lambangkan dengan mematikan sebuah cahaya.
Segelap apakah hidup kita?
Mengapa? Mengapa kebaikan itu dipandang hanya sebelah mata.
Setiap kebaikan yang telah kita buat akan redup dengan kejahatan yang ada, meski kejahatan itu hanya setitik.
Bagaimana kita menghindarinya?
Cara apa yang bisa kita lakukan untuk tetap mengisi lentera jiwa ini.
Aku hanya ingin diam dan menghentikan waktu, sehingga lentera jiwa ku ini akan terus menyala.
Malam yang sunyi,
29 Agustus 2014
Calvina Adrilia
Sepanjang apapun kata itu pasti memiliki akhir yang sama.
Titik. "."
Penutup akhir suatu kalimat.
Tidak peduli dengan sebanyak apapun kata di depannya.
Ia selalu ada di akhir kalimat
sebagai penutup akhir dari suatu rangkaian kata.
Mungkin titik tidak mengetahui cerita di depannya.
Cerita sedih atau senang.
Ia hanya sebuah bulatan hitam yang kadang dianggap tidak penting
Namun tanpa titik,
suatu kalimat tidak akan berhenti.
Sebuah cerita tidaklah akan berakhir.
dan tanpanya.
Tidak akan ada makna di balik sebuah kalimat.
Titik.
Ia adalah sebuah tanda
yang jarang dianggap
namun ada..
04062014. Tibalah hari dimana Taylor Swift menginjakan kaki nya di Jakarta untuk memulai Red Tour di kota ini. Waktu dimana semua Swifties dari berbagai penjuru berkumpul menjadi satu dan menyatu di Mata Elang International Stadium (MEIS). Meneriakkan nama Taylor dan menikmati acara bersama setelah semua perjuangan Swifies berlomba - lomba untuk mendapatkan ticket. Aku adalah salah satu dari orang yang beruntung mendapat kesempatan untuk menonton idolaku. Seorang sosok yang aku idolakan semenjak lama.
Aku pergi bersama seorang temanku menuju ke MEIS dari Gading Serpong. Tepat di depan pintu masuk Ancol aku melihat serombongan mobil yang dikawal polisi masuk menuju MEIS dan ternyata itu adalah mobil yang membawa Taylor dan spontan aku langsung berteriak di dalam mobil. Aku sangat tidak sabar untuk melihat Taylor. Rasanya apabila aku bisa turun dari mobil aku akan turun seketika itu juga. Setelah itu aku parkir di parkiran yang masih cukup sepi sekitar jem 4
Mobil yang membawa Taylor
Perjuangan mengantri dan dimarahi oleh petugas dilalui oleh semua Swifties yang ada. Semuanya rela menunggu, berdesakan demi memasuki ruang konser. Aku pun masuk ke dalam ruangan konser setelah perjuangan yang cukup panjang sedari siang. Kami semua menunggu Swift dan meneriakan namanya saat waktu menunjukkan pukul 8. "TAYLOR! TAYLOR!" Sayangnya Taylor tidak kunjung memunculkan dirinya sampai layar berubah menjadi merah dan tidak lama setelah itu Swift muncul dari atas panggung yang ditutup oleh warna merah dan menyanyikan lagu State of Grace sebagai lagu pembuka. Setelah lagu pertama usai, Taylor meneriakan "Selamat malam, Jakarta! I'm Taylor. Welcome to the 'Red Tour', Jakarta!" sapa Taylor saat membuka konser.
Pecinta angka 13 ini menyantikan 13 lagu di dalam konser ini. Tentunya dengan set properti dan team penari yang sangat menarik.
1. State of Grace
2. Holy Ground
3. RED
4. The Lucky One.
5. Mean
6. All to Well
7. 22
8. Fifteen
9. You Belong With Me
10. Sparks Fly
11. I Knew You're Trouble
12. Love Story
13. We are Never Ever Getting Back Together


Rasanya seperti mimpi. Aku berdiri dengan ribuan penonton menonton Taylor. Saat konser dimulai mataku mulai berkaca - kaca dan rasanya aku ingin meneriakan nama TAYLOR tanpa henti. Konser Taylor berlangsung sangat meriah dan seru. Semua penonton dengan kompak menyanyikan lagu Taylor. 3 lagu terakhir berhasil membuat konser Red hari itu mencapai puncaknya. Terutama pada lagu terakhir We Are Never Ever Getting Back Together. Setelah menyanyikan lagu terakhir Taylor berpamitan kepada semua Swifties. 2 jam merupakan waktu yang singkat dan padat untuk kami. Semoga Taylor akan memasukan Indonesia ke dalam jadwal konser selanjutnya.
LOVE YOU TAYLOR! THANKS FOR A GREAT NIGHT EVER! <3
Calvina Swifties.
Life is like a balloon.
If you never let yourself go,
you will never know how far you can rise.
Push the limit.
Go higher and believe you can.
Sometimes people just stop in the middle.
and didn't walk until finish line.
Calvina Adrilia
12th May 2014
Seperti nya aku kembali terjatuh,
Jatuh di lubang yang sama.
Lubang yang sudah berulang kali ditambal.
Aku kembali
Mencoba menutup lubang itu
dengan sesosok orang di benakku
Calvina Adrilia
12 May 2014